Jumat, 25 Mei 2012

mengapa wanita harus berjilbab




MENGAPA WANITA HARUS BERHIJAB?

Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi. 

Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:

Pertama : Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya. 

Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 

"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ذَاقَ طَعْمَ الإِيماَنِ مَنْ رَضِيَ بالله رَباًّ وَبالإسْلامِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا.

"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah". [HR Muslim].

Kedua : Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا 

"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36].

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافىً إلاَّ المُجَاهِرُن

"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].

Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.

Ketiga : Sesungguhnya Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah (kerusakan)

Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.

Keempat : Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi laki-laki.

Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan laki-laki non mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.

Seorang penyair berkata,

نظرة فإبتسامة فسلام * فكلام فموعد فلقاء.

"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".

Kelima : Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”

Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.

Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati. 

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.

ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا 

"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]

Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Dia menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.

SYARAT-SYARAT HIJAB

Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah NabiNya sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang kepada pendapat-pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan disyariatkanya hijab dapat terwujud, bi’aunillah.

Diantara syarat-syarat hijab antara lain:

Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ 

"Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka". [An Nuur:31].

Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59}* لَّئِن لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَيُجَاوِرُونَكَ فِيهَآ إِلاَّ قَلِيلاً

"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". [Al Ahzab : 59].

Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.

-. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.

-. Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.

-. Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan. 

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut.

من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه النار.

"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]

-. Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

أَيُّماَ امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَليَ قَوْمٍ لِيَجِدوُا رِيْحَهَافهي زَانِيَةٌ.

"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina". [HR Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]

Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.

"Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". [HR Ahmad dan Abu Daud]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki. [HR Abu daud Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].

Catatan : 

Syaikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a’lam

Tulisan ini saya tujukan kepada saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Juga bagi mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla.

Wallahu waliyyut taufiq

(Ummu Ahmad Rifqi )

Maraji’: 

-Al Afrah, Ahmad bin Abdul Aziz Hamdani.

-Tanbihaat Ahkaami Takhtasu Bil Mukminaat, Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan.

-Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitabi Was Sunnah, Syaikh Nashiruddin Al Albani.


























































Kamis, 24 Mei 2012

ormas islam vs lady gaga


Fitnah Ormas Islam, diklarifikasi Ruhut Sitompul ketakutan

Bilal

Rabu, 23 Mei 2012 07:21:06

JAKARTA (Arrahmah.com) - Ruhut Sitompul alias “Poltak” membuat ulah dengan ormas Islam, memfitnah sebagai gerakan anarkis. Tapi sayang, hanya berteriak-teriak tidak punya nyalinya untuk diklarifikasi oleh seorang Ustadz. Hal itu terjadi pada Selasa sore (22/5/2012) saat Komisi III menerima delegasi Forum Umat Islam (FUI). FUI datang meminta Komisi III DPR agar mendukung Mabes Polri supaya tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga. Di akhir audiensi, Poltak memfitnah ormas Islam, tapi begitu diklarifikasi dia ketakutan.

Dalam pantuan arrahmah.com, sebenarnya Ruhut Poltak Sitompul, datang ke ruangan Komisi III DPR terlambat. Ketika acara hampir usai, dia baru masuk. Sementara delegasi Forum Umat Islam (FUI) semua sudah menyampaikan aspirasi. Sebelumnya delegasi FUI telah menunggu sejak pukul 13.00 WIB, karena sesuai perjanjian dengan Wakil Ketua Komisi III Nasir Jamil, FUI akan diterima pada jam tersebut. Tetapi rupanya ada delegasi lain yang mendahului untuk urusan yang lain. Akhirnya audiensi dengan FUI dimulai menjelang pukul 15.00 WIB.

Sejumlah ormas Islam ikut dalam audiensi itu. Diantaranya Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Front Pembela Islam (FPI), Hizb Dakwah Islam (HDI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dapur Dai Nusantara (DAINA), Taruna Muslim, Gerakan Pemuda Islam (GPI), Gerakan Reformis Islam (GARIS), Komunitas Muslimah untuk Kajian Islam (KMKI), Forum Silaturahmi Antarpengajian (FORSAP), Ummahatul Mukminin Indonesia (UMI), GUMAM, dan sebagainya. Jumlah mereka kurang lebih 30 orang dengan mayoritas adalah kaum ibu.

Pernyataan dan pengantar FUI dibacakan oleh Sekjennya, KH Muhammad Al Khaththath. Kemudian ditambahi dengan pemaparan singkat oleh Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir, dan Ketua DPP FPI Munarman. Turut bicara pula Sekjen UMI, Ibu Nina. Semuanya satu suara, menolak kedatangan iblis Lady Gaga.

Dari komisi III DPR yang memberikan dukungan untuk FUI adalah Ahmad Yani (PPP), Buchori Yusuf (PKS) dan Andi Cakra Widjaya (PAN). Tiga politisi itupun satu suara, menolak kedatangan Lady Gaga, dengan alasan masing-masing.

Menjelang akhir audiensi -pertemuan disepakati hanya sampai pukul 15.30 WIB sebab FUI sudah diagendakan bertemu DPD RI pada jam itu pula- pimpinan sidang Nasir Jamil memberikan kesempatan kepada politisi Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul. Poltak, memulai tanggapannya soal Lady Gaga dengan ucapan, “Sedapnya hidup di negara Pancasila ini, yang dihina agama Kristen yang membela ormas Islam”. Ucapannya sinis...

Dengan muka sok serius tapi seperti merendahkan orang, Poltak melanjutkan omongannya. “Saya dari Partai Demokrat mengatakan: saya ini seorang Kristiani. Dalam ajaran agama saya pemerintah yang sah harus kita dukung. Jangan coba-coba anarkis, ini dari saya Partai Demokrat. Ada aturan main, kepolisian,” kata Ruhut.

Ucapan Ruhut tentu saja out of context, sebab pembicaraan di ruangan itu berkaitan dengan aspirasi penolakan Lady Gaga. Bukan sedang berbicara tentang ormas dan anarkisme. Tapi rupanya Poltak memang sengaja membawa misi untuk menyerang kelompok Islam. Kemudian dia melanjutkan dengan mengatakan, “Tadi kan sudah mengatakan Polda Metro mendukung bapak-bapak. Tapi finalnya di Mabes Polri. Mari kita ojo kesusu, kita bersabar,” kata Ruhut yang bisanya bahasa Jawa cuma “ojo kesusu” itu.

Setelah meminta umat Islam bersabar, Ruhut mengaku kalau dirinya tidak tahu siapa Lady Gaga, yang ia tahu Sofia. Iapun mengaku tidak akan menonton konser itu. “Aku juga gak nonton, kalau sampai Poltak nonton, bakar, rajam Poltak ini,” katanya dengan mata melotot.

Setelah itu, Ruhut menasehati ormas-ormas Islam. Ia minta agar kelompok Islam menerima apapun keputusan pemerintah terkait konser Lady Gaga. Kembali Poltak menyudutkan ormas Islam dengan menggunakan kata “anarkis”.

“Apapun keputusan pemerintah tolong hormati. Jangan anarkis, itu saja. Dan pemerintah tegas, ormas apapun kalau rancau (berbuat rusuh/tidak aman, red) akan dibubarkan. Terima kasih”, kata Ruhut menutup pembicaraannya.

Saat Ruhut bicara dengan nada fitnah ini, Ketua DPP FPI H. Munarman, SH langsung keluar ruangan. Diikuti oleh Ketua DPD FPI Jakarta Habib Salim Al Attas. “Wah tinggalin ajalah dia. Omongan ngawur dan tak bermutu,” kata Munarman seraya berdiri.

Saat yang hampir bersamaan pimpinan sidang menutup audiensi, karena waktu yang disepakati memang telah habis. Delegasi FUI berdiri, sejumlah anggota Komisi III berdiri, sementara sejumlah wartawan berhamburan mencari narasumber yang bisa mereka wawancarai. Ada yang ke Sekjen FUI, ada yang ke Ahmad Yani, ada pula yang ke Nasir Jamil.

Belum juga satu menit wawancara dengan Nasir Jamil, tiga meter di sebelah kanan ada keributan kecil. Ruhut Sitompul tengah berdiri berhadapan dengan Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Natsir yang didampingi Ustadz Alfian Tanjung dari Taruna Muslim. Ustadz Bachtiar mendatangi Ruhut untuk mengklarifikasi pernyataan Poltak. “Apa maksud anda dengan ucapan itu?. Anda harus minta maaf,” kata Bachtiar pada Poltak.

Didesak pertanyaan itu rupanya Poltak terpojok tak bisa menjawab dan tidak juga minta maaf. Betapa tidak, Poltak memang salah bicara. Yang dituding Poltak berbuat anarkis dalam audiensi itu adalah FUI, termasuk MIUMI. Padahal FUI dan MIUMI, apalagi mayoritas ibu-ibu tidak pernah sekalipun berbuat anarkis. Dasar kepala batu, rupanya Poltak tak mau mengakui kesalahannya, ia juga menolak untuk minta maaf.

“Saya tidak masuk mau apa. Ini rumah saya, mau apa kalian”, Poltak berteriak sekencang-kencangnya dengan nada menantang, tapi wajahnya ketakutan. Poltak sombong, menganggap Gedung DPR sebagai rumahnya, padahal disana dia cuma wakil rakyat. Rakyat yang punya gedung itu. Lalu seorang staf sekretariat memberikan kode panggilan ke arah wartawan. Wartawan langsung berlarian ke arah Poltak. Sementara yang ditantang, Ustadz Bachtiar, tetap ‘kalem’ dan tenang.

“Saya mengatakan kebenaran, jangan anarkis, jangan anarkis,...” teriak Poltak sembari memanggil Pamdal DPR, "dek..dek..". Pamdal yang tak menduga bakal ada keributan segera berlari untuk mengamankan Poltak. Sementara ibu-ibu menghujani pertanyaan,”Yang anarkis siapa...yang anarkis siapa?.” Tapi Poltak tak menjawabnya. Ia pun digiring keluar ruangan. Sembari digiring keluar, Poltak masih berteriak, “Saya tetap mengatakan kalian anarkis. Jangan anarkis...jangan anarkis”, teriaknya.

5 Pamdal DPR akhirnya masuk ke ruangan mencoba melerai. Ruhut lalu dikawal ke luar ruangan. Sementara itu, Alfian Tanjung dan Bachtiar ikut keluar ruangan dengan jalur pintu keluar yang berbeda.

"Urusan apa dia bilang kita anarkis. Kita kan sudah argumentatif dan diskriptif. Kita di sini adu gagasan dan aspirasi. Saya tersinggung. Itu ancaman, itu hidden represif," kata Alfian.

Ustadz Bachtiar tetap gentle. Dibuntutilah Poltak yang saat itu dikawal Pamdal DPR dari belakang. Rupanya Poltak ketakutan dan masuk ke ruangan sekretariat Komisi III. Dengan sedikit kecerdikan, Ustadz Bachtiar akhirnya bisa juga masuk ke ruangan itu.

“Saya kan diluar, saya gak dikasih masuk. Saya bilang ke orang sekretariat (komisi III), ‘Saya laki-laki, saya ngga bawa senjata, saya tinggalkan barang saya, kalau perlu kunci dari luar. Pak Ruhut ngga mau bicara. Oke yang bicara laki-laki dengan laki. Man to man. Setelah berhasil masuk terjadi dialog antara Ustadz bachtiar dengan Ruhut, namun sayangnya menurut ustadz bahctiar Ruhut malah mencecarnya dengan teriakan dan kata-kata kasar yang tidak pantas diucapkan anggota dewan.

"Tapi, Saya tidak mau terpancing, Saya tetap berbicara baik-baik, dan saya katakan kepadanya Saya ingin mengajaknya kepada kebaikan bukan mau macam-macam"ungkapnya.

Selain itu, Ustad bahctiar meminta Ruhut yang merasa tidak bersalah meminta maaf karena begitu mudahnya menyematkan stigma anarkis kepada ormas islam yang datang.


Dia diam, tak mau minta maaf,” kata pemimpin Ar Rahman Qur’anic Learning Center itu.

"Bagi Saya dia sudah menghina Islam, saya mau dia minta maaf" tambah Ustadz Bachtiar.

Ustadz Bachtiar mengaku tidak takut siapapun yang membekingi Poltak. Tujuannya baik, ingin mengajak Poltak agar menjadi orang baik. “Siapapun di belakangnya saya tidak peduli, saya tidak peduli karena dibelakang saya Allah. Saya masuk ke ruangannya. Saya ingin mengajakan anda menjadi orang baik, dengan berbicara baik. Ruapanya dia tidak bisa menjadi orang baik,” katanya.

Hanya berdua saja di ruang Sekretariat Komisi III, rupanya membuat Poltak sangat ketakutan. “Dia ketakutan. Ketika saya pepetin badannya, dia kelihatan ketakutan. Di dalam pun saya perlakukan hal yang sama, tapi tangan saya saya di belakang. Seandainya dia senggol duluan, saya banting duluan. Tadinya saya mau cek tenaganya berapa,” cerita Ustadz Bachtiar kepada sejumlah wartawan media Islam sambil berjalan meninggalkan Gedung DPR.

Sementara itu, kepada sejumlah media, Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath mengatakan si Poltak harus mendapat hukuman dan tak layak menjadi anggota DPR. Ustadz Al Khaththath menyarankan agar ketua Dewan Pembina Partai Demokrat segera menarik Poltak dari DPR karena telah melakukan fitnah dan provokasi.

“Demokrat sudah terlalu banyak kena isu koruptor. Dia (Poltak) nambah-nambahi saja. Saya sarankan Pak SBY untuk mem-PAW (Pergantian Antarwaktu) saja. Ini orang bodoh tapi sok pinter”, kata ustadz Al Khaththath di depan sekretariat Komisi III.


(bilal/SI/arrahmah.com)
sumber : http://arrahmah.com/read/2012/05/23/20403-fitnah-ormas-islam-diklarifikasi-ruhut-sitompul-ketakutan.html
Ciutkan pos ini

DIBACA DULU YA Renungan: ”Papa, kembalikan tangan Ita…..“ Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman sebagai pelajaran tahu. Sebagai orang tua kita patut juga menghalangi perbuatan pasangan untuk memukul sang buah hati. Khususnya pada anak-anak yang masih kecil dan tak apa-apa. Mengajar dengan cara memukul bukanlah cara terbaik.
 Begini kisah nyatanya: Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja. Dia bermain diluar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya. Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
 Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena jalan macet. Setelah sang anak mencoret penuh sisi yang sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya.
 Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah. Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini?” Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Tak tahu… !” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Ita yg membuat itu papa…. cantik kan!” katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa? Si bapak cukup keras memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. “Oleskan obat saja!” jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Ita demam…” jawap pembantunya ringkas.”Kasih minum obat penurun panas ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Memasuki hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu diamputasi karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah. “Tangannya sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah” kata doktor. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Papa.. Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama.” katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Ita juga sayang Kak Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis itu meraung histeris. “Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil.. Ita janji nggak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret-coret mobil lagi,” katanya berulang-ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya. --- Teman-teman, pelajaran berharga apa yang dapat kita petik dari kisah nyata ini, silahkan tulis komentar Anda dan share kepada orang-orang disekitar Anda, agar hal yang sama tidak terjadi di keluarga lain.copas dari : Dunia Training